Friday, January 9, 2009

Lesson

Untuk 6-7 bulan terakhir ini saya sedang kembali aktif bermain basket dan untuk selama itu pula saya berkutat dengan dislokasi pada bahu kiri. Ya, saya memang orangnya kepala batu dan susah dikasih tau, pertama kali saya cidera saya pergi urut dan tidak sampai 2 minggu saya sudah main lagi. berkali-kali begitu dan berkali-kali saya pergi ke sin she untuk memperbaikinya. Seperti tidak tahu batasnya, saya main dan main tanpa memperdulikan akan kemungkinan tergesernya lagi bahu saya.

Sampai pada satu game, saya bermain dan tergeser sampai terasa bukan saja di bagian bahu tapi dada dan sayap, ini membuat saya akhirnya berpikir (batu banget baru mikir sekarang) untuk pensiun dari bermain basket dan fokus di bidang lain, tapi teman baik saya mengatakan, 'ngapain? lu masih muda' singkat tapi menyadarkan. Memang saya masih muda, jadi buat apa saya menyerah semudah itu.

Setelah itu saya berpikir dan berpikir, sebenarnya pensiun bukan kata yang tepat karena saya sendiri masih memiliki passion untuk terus bermain walaupun bukan di tingkat nasional atau tingkat manapun, saya hanya ingin bermain karena saya suka jadi saya memutuskan untuk istirahat sebentar dari bermain basket dan fokus pada penyembuhan, sekarang sudah 2 minggu sejak terakhir saya pergi ke sinshe. Setelah bahu saya sudah cukup istirahat, saya akan mulai melakukan latihan-latihan ringan untuk kembali menguatkan sendi dan otot di bahu saya, tidak tahu sampai kapan karena saya akan menggunakan waktu yang dibutuhkan kembali mantap.

Apa yang saya pelajari? Bukan saja dari cidera bahu tapi cidera-cidera lain yang pernah saya alami seperti ankle dan lain-lain membuat saya belajar bahwa memang ada resiko dalam setiap hal yang kita lakukan tapi itu tidak akan membuat saya menyerah.

Saya belajar satu hal

'a Loser never stand up again after he fell, Normal person would take some time to stand up again, Warrior stand up as soon as he fell'.

Dari pengalaman saya, mungkin saya terlihat seperti pejuang yang tidak mau menyerah. Dimana istirahat terlihat seperti kelemahan, luka tidak akan menghalangi saya untuk maju. Yah, terdengar seperti orang yang kuat, tapi ada kalanya seorang pejuang pun butuh istirahat. Istirahat bukan kelemahan, lagipula pejuang pun pada dasarnya hanya manusia biasa dengan tekad kuat yang menjadikannya pejuang.

Ini bukan berarti saya orang yang kuat, justru karena saya sekarang mengakui bahwa saya hanyalah manusia biasa. Mungkin saya memiliki semangat, tapi semangat yang berlebihan pun akhirnya membuat saya seperti sekarang, karena itu ingatlah untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Basicly, human is a very fragile being, we can only be strong inside Jesus.

So, just learn from your mistakes friends.. Jbu..

No comments: